Naik Kapal Ferry Perjalanan Jadi Happy

Pelabuhan Ferry di Pure
(Dok Pribadi : Pelabuhan Kapal Ferry di Pure)

Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan adanya Kapal Ferry yang melayani penyeberangan antara pulau yang ada di negeri ini cukup memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat. Selain mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian suatu daerah, hadirnya Kapal Ferry juga semakin mempermudah mobilisasi masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya

Di Sulawesi Tenggara, khususnya Kabupaten Muna, selain rute Tampo-Torobulu, PT. ASDP Indonseia Ferry juga kini telah membuka jalur penyeberangan baru yaitu rute Raha – Pure. Jalur operasi Kapal Ferry ini mulai dibuka sejak tahun 2013. Kehadirannya tentu saja langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. Apalagi kalau musim mudik lebaran telah tiba, Kapal Ferry inilah yang menjadi pilihan utama masyarakat setempat untuk menyebrang. Termasuk saya salah satunya.

Saat pertama kali membawa serta anak dan istri tercinta untuk mudik ke kampung halaman saya di Pure, Kecamatan Wakorumba Selatan menjelang lebaran tanggal 15 Juni 2018 yang lalu, saya memilih untuk menggunakan Kapal Ferry. Selain karena alasan kenyamanan, tentu saja saya berpikir bahwa hanya kapal Ferry-lah yang menjadi satu-satunya media penyeberangan antar pulau yang paling aman saat ini. Apalagi dengan melihat kondisi cuaca yang sulit diprediksi. Terkadang angin dan hujan datang bersamaan secara tiba-tiba lalu menyulap lautan menjadi medan berbahaya untuk dilalui oleh kapal-kapal kecil.

Saya pun tidak bisa membayangkan seandainya Kapal Ferry rute Raha-Pure belum beroperasi. Rasa-rasanya, pulang kampung bersama keluarga kecil saya akan menjadi perjalanan yang menegangkan dan melelahkan. Pasalnya, jika tidak ada Kapal Ferry, maka kami harus melakukan penyeberangan melewati lautan menggunakan jasa transportasi berupa Kapal Jonson atau speed boat berukuran kecil yang hanya bisa mengangkut sedikit orang dan beberapa unit kendaraan roda dua.

Untungnya, saat ini jalur penyeberangan laut Raha-Pure sudah dilayani oleh Kapal Ferry yang beroperasi dua kali dalam sehari. Tarifnya pun yang cukup terjangkau, yaitu Rp.15.000 untuk satu orang penumpang, Rp.35.000 untuk motor dan Rp.175.000 untuk mobil. Badan kapal yang cukup besar, sehingga bukan saja orang yang bisa jadi penumpang, tapi kendaraan roda dua dan roda empat juga bisa ikut dimuat untuk ikut menyeberangi lautan.

Antrian Kendaraan
(Dok Pribadi : Antrian Kendaraan di Pelabuhan Kapal Ferry)

Oleh karena itu, tidak ada lagi yang perlu saya dikhawatirkan. Di atas kapal Ferry, anak dan istri saya bisa lebih leluasa untuk berjalan ke sana-ke mari sambil berfoto ria.

Di Sisi Kapal Ferry
(Dok Pribadi : Di Sisi Kapal Ferry)

Saya pun membayangkan, seandainya penyeberangan kami tidak menggunakan Kapal Ferry, tetapi dengan Kapal Jonson atau speed boat. Sudah pasti kondisinya akan berbeda. Anak dan istri saya pasti tidak bisa bergerak dengan bebas. Selain ruangnya yang sempit, hempasan ombak yang menggoyang badan kapal tentu akan menciutkan nyali mereka untuk beranjak dari tempat duduknya. Apalagi, ini kali pertama mereka bepergian menyeberangi lautan.

Saya sangat bersyukur, mudik perdana tahun ini bersama anak dan istri bisa menggunakan Kapal Ferry. Tidak ada kesulitan berarti yang didapatkan selama perjalanan. Saya pun bisa membawa kendaraan roda empat. Sehingga, semua barang bawaan tidak perlu lagi harus ditenteng. Semua bisa disimpan di dalam mobil. Saya pun bisa duduk dengan manis.

 

Mobil Parkir Di Dalam Kapal Ferry
(Dok Pribadi : Duduk Manis di Dalam Mobil )

Di atas Kapal Ferry, semuanya terasa nyaman. Di dek dua bagian belakang bisa ditempati untuk duduk santai selama perjalanan tanpa terkena sengatan sinar matahari sedikit pun. Di sana ada makanan dan minuman ringan yang dijual dengan harga terjangkau. Dari sana juga bisa terlihat dengan jelas pemandangan lautan biru yang indah terhampar memisahkan Pulau Muna dan Pulau Buton. Perjalanan saya pulang kampung kali ini pun menjadi momen yang paling bahagia.

Pemandangan Selat Buto Dari Atas Kapal Ferry
(Dok Pribadi : Pemandangan Selat Buton Dari kapal Ferry)

Oleh karena itu, dari apa yang sudah saya rasakan betapa #AsyiknyaNaikFerry maka saya ingin mengajak kepada setiap orang untuk menggunakan Kapal Ferry jika hendak menyeberangi lautan menuju ke satu tempat yang ada di negeri ini. Pasalnya, hal tersebut akan memberikan pengalaman hidup yang paling menyenangkan. Jika tidak percaya, silahkan dicoba.

 

Note :

Artikel ini telah diikutsertakan dalam Asyiknya Naik Ferry Blog Competition yang diselenggarakan oleh ASDP Indonesia Ferry. Postingan bersifat karya asli dan pengalaman pribadi.

Kompetisi Blog ASDP 2018
(Sumber : https://www.indonesiaferry.co.id)

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar